Dalam salah
satu kunjungan ke Montreal, kami mengunjungi tempat-tempat ibadah disana. Hampir
semua gereja yang dibuat adalah gereja yang sangat besar dan megah. Meski
dibutuhkan waktu bertahun-tahun menyelesaikan rumah ibadah tadi. Salah satunya
adalah oratorium St. Joseph. Gereja Katholik ini dibangun di atas bukit Mont
Royal. Saat kita menaiki gereja itu, maka kita bisa melihat-lihat pemandangan
yang begitu indah sejauh mata memandang. Pemandangan yang sangat bagus, udara
yang sejuk dan segar karena berada di perbukitan, membuat setiap pengunjung
merasa nyaman untuk berkontemplasi.
Selain itu ada
gereja lain yang sedang dibangun dikawasan elit di Mont Royal. Penduduk disitu
mendermakan uangnya untuk membangun gereja yang-rencananya- paling megah di
Montreal. Namun setelah bertahun-tahun gereja itu belum rampung juga.
Perlu
diketahui bahwa kawasan Mount (gunung) Royal merupakan daerah elit. Hampir
semua orang-orang kaya yang ada di Montreal tinggal dikawasan ini. Ada satu
keunikan kawasan ini. Bus umum dilarang masuk kekawasan ini, karena bisa
mengganggu kenyamanan penduduk di situ. Kesannya memang elit sekali, tapi
itulah kenyataannya. Mereka membayar pajak sangat mahal pada pemerintah Quebec
untuk mendapatkan prevelege itu.
Masyarakat
kaya memang tinggal di atas bukit Mont Royal sedangkan mereka yang miskin
tinggal di kaki gunung Mont Royal. Jadi semakin tinggi tempat tinggal anda maka
semakin kaya pula anda. Semakin mendekati kawasan pantai tempat tinggal anda,
maka artinya anda adalah orang miskin.
Kembali
berbicara tentang gereja dan tempat ibadah, saya teringat dengan pengalaman
saat berada di Thailand dan Laos. Siapa yang tidak kenal dengan Grand Palace di
Bangkok? Didekat Grand palace tadi ada satu tempat yang menyimpan reclining
Buddha, patung Budha yang sangat besar dalam posisi tertidur. Tempat ini hampir
tidak pernah sepi dikunjungi oleh pengunjung untuk berdo’a.
Patung Budha yang sangat besar juga bisa ditemukan
di daerah perbatasan Thailand dan Laos. Laos juga mempunyai patung Budha yang
sangat besar disebuah taman yang dekat dengan kota Vientiane. Bedanya dengan
patung Budha raksasa di Bangkok adalah patung Budha di Laos berada di taman dan
hanya dikunjungi untuk tempat rekreasi, bukan untuk bersembahyang.
Pemandangan rumah ibadah yang sangat besar dan
sudah cukup lama belum juga selesai pembangunannya, merupakan pemandangan yang
lumrah dilihat dimanapun. Bahkan ditanah air kita. Betapa seringnya kita
melihat pembangunan mesjid yang luar biasa, dan setelah bertahun-tahun pembangungan
itu belum selesai-selesai juga, dengan alasan klise. Dana yang tidak cukup. Ketidak
cukupan dana ini membuat panitia pembangunan mesjid harus meminta pada
masyrakat yang lewat-lewat di depan mesjid (jika mesjid itu terletak di pinngir
jalan) untuk dana pembangunana mesjid tadi.
Jadi begitulah, betapa megalomania pembangunan
rumah ibadah membuat kita lupa akan esensi rumah ibadah itu sendiri. Kita ingin
menunjukkan pada dunia bahwa kita mampu membangun rumah tuhan yang paling
besar, namun keinginan itu tidak sebanding dengan kemampuan yang kita miliki.
Dan ternyata megalomania rumah ibadah ini tidak
hanya melanda kita, tapi juga agama-agama yang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar